Jepang yang selama ini merupakan kota maju tetapi jarang terdengar beritanya di media internasional tiba-tiba pada tanggal 11 Maret semua stasiun televisi di Indonesia heboh memberitakan tentang gempa bumi dahysat dengan skala 8,9 skala Richter mengguncang pesisir timur laut Jepang yang memicu terjadinya
tsunami.

Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami bagi seluruh daerah pantai Pasifik di Jepang menyusul gempa yang mengguncang 125 kilometer dari pesisir timur, dengan kedalaman 10 kilometer. Penduduk di daerah pesisir telah diperintahkan untuk segera mengevakusikan diri ke dataran yang lebih tinggi. Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di negara bagian Hawaii, AS, mengatakan peringatan tsunami juga berlaku bagi Rusia, pulau Marcus dan Marianas Utara. Lembaga ini juga memperingatkan Guam, Taiwan, Filipina, Hawaii dan Indonesia untuk berhati-hati dengan kemungkinan tsunami.

Gempa yang kuat ini juga terasa di Tokyo, menggoyangkan gedung-gedung dan menyebabkan beberapa kebakaran. Sistem transportasi umum di ibukota Jepang ini, semua kereta dan kereta bawah tanah, telah berhenti beroperasi. Perdana Menteri Jepang Naoto Kan memanggil kabinetnya untuk sebuah rapat darurat untuk memantau situasi dan menentukan respon terhadap bencana.

Media sosial internet menjadi satu-satunya media komunikasi di Jepang saat itu, karena layanan telepon seluler rusak," ujar Brian Gilespie dari Texas, AS. Ia menghubungi teman-temannya di Jepang melalui Twitter dan Facebook. Gillespie juga mengatakan kalau Mixi, situs jejaring sosial terbesar di Jepang, juga banyak digunakan untuk melacak keberadaan korban bencana tersebut. Banyak warga jepang yang meng-update status dari negaranya melalui internet. Lalu ribuan wartawan dan jurnalis menyambungkan berita tersebut ke seluruh dunia.
Dengan terjadinya bencana ini saya dan seluruh warga Indonesia turut berduka dan berdoa agar negeri kita terlindung dari segala macam bahaya.. AMIN